Yaa... hidup itu cuma sekali memang, hidup itu bagaikan sebuah kertas putih, dan kita sebagai pena yang punya banyak warna, tergantung kita sendiri mau mencoret kertas kehidupan itu dengan warna yang mana? hitam kah? atau merahkan? atau semua warna yang kamu punya?
Apabila kamu suka hitam, kamu bisa mencoretnya dengan warna hitam saja...
Apabila kamu suka merah, kamu juga bisa membuat kertasmu menjadi merah..
Apabila kamu tidak suka mencoret-coret kertasmu, maka gambarlah sesuatu yang indah....
Aku, Baliya Tiakh Alqadri, anak kampung dari pulau seberang, yang sama-sama punya kertas putih persis sama dengan kepunyaan anak kota. Menurutku tidak ada bedanya, mungkin cuma kertasku yang bermerek kampung seberang, dan mereka punya kertas putih dengan merek kota, tapi kita semua punya pena yang berwarna sama, yang tidak ada bedanya, kalaupun ada, bedanya tipis.
Atau mungkin memang tidak ada bedanya, hanya beda merek saja.
Aku, yang biasa dipanggil Aa, masih asli orang seberang, tapi hanya panggilannya saja, panggilanpun tidak ada bedanya dengan panggilan-panggilan yang lain.
Halo kawan, kalau kamu adalah kertas bermerek kota, apa kamu mencoretnya, atau kamu membuat sesuatu yang indah? Kalau kamu hanya mencoretnya, gunakanlah sisa-sisa halaman yang masih kosong untuk membuat sesuatu yang indah. Kalau kamu sudah memiliki banyak gambar-gambar indah, tinggalkan pesanmu dibawah tulisan ini, aku siap untuk membacanya, aku siap untuk belajar darimu kawan.
Halo
kawan, kalau kamu adalah kertas bermerek kampung seberang, apa kamu mencoretnya,
atau kamu membuat sesuatu yang indah? Kalau kamu hanya mencoretnya,
gunakanlah sisa-sisa halaman yang masih kosong untuk membuat sesuatu
yang indah. Kalau kamu sudah memiliki banyak gambar-gambar indah,
tinggalkan pesanmu dibawah tulisan ini, aku siap untuk membacanya, aku
siap untuk belajar darimu kawan.
No comments:
Post a Comment