Pengalaman Wawancara LPDP dan Kegagalannya

Pengalaman Wawancara LPDP dan Kegagalannya

Beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang bagaimana saya mempersiapkan berkas-berkas untuk mendaftar Beasiswa Afirmasi disini. Sekarang saya akan membahas pengalaman ketika mengikuti tahap kedua dari proses seleksi Beasiswa Afirmasi, yaitu Wawancara dan LGD (Leaderless Group Discussion).

Setelah pengumuman hasil seleksi berkas pada tanggal 7 Januari 2015, satu minggu kemudian saya dan ratusan orang lainnya dari Sabang sampai Merauke menerima SMS dari LPDP yang isinya “Dear Peserta Wawancara Beasiswa Afirmasi. LPDP telah mengirimkan jadwal wawancara melalui email, silahkan cek inbox/spam. Juga dapat diakses melalui http://bit.do/Jadwal-Wawancara-Afirmasi. Jika ada pertanyaan silakan ajukan ke cso.lpdp@kemenkeu.go.id. Terimakasih”. 

Ada beberapa lokasi tes yang berbeda dengan waktu yang berbeda pula, saya sengaja memilih Jakarta sebagai lokasi tes karena lebih dekat dan lebih murah ketimbang saya memilih daerah lain. 

Saat keberangkatan menuju Jakarta, saya memang sudah janjian dengan salah satu teman saya (adek tingkat dikampus) yang juga sama-sama akan melakukan tahap selanjutnya di Jakarta, namanya Dani. Selama menunggu flight di waiting room kita banyak bercerita dan saling berdiskusi tentang kira-kira apa saja yang akan menjadi bahan Leaderless Group Discussion (LGD) nanti, sekali-sekali bersimulasi ketika sedang wawancara.

Singkat cerita, kami sudah sampai di Bandara Soetta, saya dan Dani langsung berpisah karena tempat kami menginap berbeda. Saya lebih memilih menginap di kosan teman saya di daerah Margonda Depok, karena mereka teman satu perjuangan ketika menjadi IPY. Apa itu IPY? mungkin saya coba jelaskan ditulisan selanjutnya yak, hohoho.....

Lokasi wawancara dan LGD telah diumumkan, yaitu di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Bintaro Sektor V, saya berpikir bahwa akan sangat jauh apabila saya tetap stay di depok. Beruntung, ternyata salah seorang peserta mengajak saya untuk mencari tempat penginapan di daerah Bintaro. Kan lumayan tuh dari Depok ke Bintaro... Nah, Teman saya yang satu ini berasal dari Bengkayang – Kalbar, lulusan Dokter Hewan di salah satu perguruan tinggi terbaik di Bogor, namanya adalah Gregory, awalnya dia juga menginap di daerah Bogor. Biar tidak kejauhan, kami sepakat cari kos-kosan didaerah bintaro.

Nyampe di Bintaro, dengan menggunakan angkot, kita berhenti tepat didepan STAN, sekolahnya megah dan luas, tapi kami masih bingung harus menginap dimana, beruntung bapak security STAN begitu baik, jadi dia lah yang menolong kami untuk menemukan kos harian didaerah STAN. Ternyata ramai juga anak-anak daerah yang akan mengikuti tes besok mengambil kosan harian, banyak yang sudah penuh, tapi kami berhasil mendapatkan satu rumah kosan dengan jumlah kamar ada 4 buah, saya kira ada orang lain juga, tapi ternyata baru saja kosong. Kami bayar sekitar 250 ribu untuk satu hari. Hitungannya kami nyewa rumah! kwkwkwk.... karena cuma kami berdua yang ngekos disitu.. ya walaupun cuma sehari... 

Nah, biasanya tes wawancara dan LGD LPDP diadakan selama 2 hari, ada yang mendapatkan jadwal wawancara di hari pertama, dan LGD dihari kedua, adapula yang mendapatkan jadwal sekaligus pada hari pertama seperti saya dan Gregory. Namun adapula yang mendapatkan jadwal wawancara dan LGD dihari kedua. Ini sifatnya random.

Esok harinya, dari subuh rintik hujan belum reda, tapi itu tidak menyurutkan langkah saya dan ratusan orang lainnya yang akan mengikuti seleksi. Dari kosan melalui perumahan warga yang padat, sudah terasa suasana dilingkungan pelajar, ada banyak warung makan, toko-toko alat tulis, dan tempat fotocopy. Berpapasan dengan ratusan mahasiswa/i STAN yang berpakaian rapi, semuanya punya payung, untungnya hanya gerimis, jadi saya dan Gregory tidak terlalu basah kuyup. Dari kosan menuju gedung dimana tempat kami seleksi tidak terlalu dekat, tapi juga tidak begitu jauh. Disana sudah banyak orang yang datang, tapi ada sebagian yang terlambat karena hujan semakin deras, bahkan banyak pula yang basah kuyup, lagi-lagi yang saya lihat hujan ternyata bukan menjadi penghalang mereka untuk menggapai impian.

Ada beberapa tahapan yang dilakukan pada hari pertama, yaitu Verifikasi Berkas, Penentuan Jadwal LGD dan Jadwal Wawancara.

Verifikasi Berkas seluruh calon penerima Beasiswa Afirmasi :

 Peserta menunggu giliran Wawancara, LGD, dan Verifikasi Berkas :


Ketika tes Interview dan LGD telah dibuka oleh pihak LPDP pada jam 8.00, kelompok LGD pun diumumkan, sebenarnya kelompok LGD sudah diketahui sebelumnya (dari berkas yang dikirim LPDP). 

Sebelum ke ruangan khusus LGD, pihak panitia menyebutkan kelompok yang akan tes pertama. Ternyata ada beberapa ruangan LGD mulai dari A, B, C, D dan seterusnya. Kelompok 1 adalah kelompok pertama yang akan mengikuti tes diskusi, saya ada di kelompok 1D. Satu kelompok ada 8 orang, namun di kelompok saya hanya ada 7 orang, karena satu orang tak hadir. Mungkin saja dia mengundurkan diri atau terjebak hujan dan macet sehingga akan telat datang. Kami diberi waktu 20-25 menit untuk saling berkenalan sebelum masuk ruangan, orang-orangnya pada asik,  seru, pinter semua, berasal dari daerah yang berbeda, latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda pula. Waktu 20-25 menit itu ternyata cukup buat kita mingle dan "nyusun strategi" buat gimana nanti kita diskusi. 

Perlu diingat bahwa LGD bukanlah suatu kegiatan diskusi yang  memiliki leader dalam memimpin jalannnya diskusi, namanya saja sudah Leaderless, jadi alangkah lebih baik setiap dari kita memiliki kesempatan yang sama untuk mengungkapkan pendapat, usahakan jangan timbul kata-kata yang mengarahkan kita menuju perdebatan. 

Sebelum memulai diskusi, kita diberikan satu lembar kertas (lembaran fotocopyan dari surat kabar) dengan tema yang kami dapatkan adalah “UAN ditentukan oleh sekolah” dari juri. Ada 2 orang juri yang berada di pojok sebelah kanan dan kiri, sedangkan kita berada di meja yang dibentuk melingkar. Jalannya diskusi pun tidak terlalu tegang, semua dari kami mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengungkapkan pendapat. 

Inilah kelompok LGD saya, kelompok 1D, saya yang paling belakang.. :D


Hujan diluar semakin lebat, dari pagi sampai siang. Jadwal saya wawancara adalah jam 1.30 siang, sedangkan LGD kami selesai pada jam 10.00 pagi, masih ada beberapa jam untuk mempersiapkan diri sebelum wawancara. Waktu yang ada saya gunakan untuk berkenalan dengan peserta lain, banyak dari mereka yang memiliki pengalaman-pengalaman hebat, ada yang sudah sering ke luar negeri, ada yang sudah bekerja di kementerian, ada yang sudah menyelesaikan magister di Belanda dan akan mengambil program Doktor, akhirnya saya bertemu dengan satu kelompok yang duduk melantai yang ternyata mereka berasal dari Kalimantan Barat, saya senang bukan main, ternyata mereka rata-rata satu angkatan walaupun dari kampus yang berbeda-beda. Mereka hampir semua dari angkatan 2010, saya sendiri dari angkatan 2008. Hahahaha..

Ini teman-teman dari kalbar, saya yang paling ganteng.. hahahaha



it’s time to have an interview!!
Nama saya sudah dipanggil, masuk ke dalam gedung. Ada beberapa orang yang juga sudah dipanggil dan masuk ke dalam gedung, tapi kami masih harus menunggu giliran. Didalam gedung, ada beberapa kelompok pewawancara yang berjarak 5-10 meter, para pewawancara dibagi berdasarkan jurusan, misalnya sosial atau science. Saat menunggu, saya juga berkenalan dengan peserta yang berasal dari Kupang. Untuk menghilangkan rasa gugup, kami hanya mengobrol santai, ternyata dia adalah seorang penyiar radio di kota Kupang, lulusan Jurusan Komunikasi yang ingin mengambil magister di salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia, kami bercerita tentang bagaimana alam di sana, makanan khas, kegiatan/acara yang sering diadakan setiap tahun, dan belajar beberapa Bahasa Kupang.  Lagi asik-asiknya mengobrol nama saya pun dipanggil, dengan langkah yang tenang, saya pun menghampiri meja dimana saya harus wawancara.
Ada 3 orang bapak-bapak dengan masing-masing dokumen dan laptopnya, saya menyapa ramah kemudian saya dipersilahkan duduk tepat dihadapannya. Adapun urutan pertanyaan kira-kira seperti ini:

Pewawancara 1 (Kemungkinan Psikolog):
1.       Siapa nama kamu?
2.       S1 kamu tempuh berapa lama?
3.       Negera Tujuan kemana?  Universitas Tujuan kamu dimana?
4.       Mengapa kamu memilih negara dan universitas tersebut

Pewawancara 2 (Bapak Prof, seorang Akademisi)
1.       Apakah ada Universitas lain yang kamu minati?
2.       Punya skor TOEFL/IELTS?
3.       Pernah ikut tes GMAT?
4.       Apakah ada surat rekomendasi? dari siapa?
5.       Apakah kamu mendaftar beasiswa yang lain?
6.       Apa yang kamu lakukan semenjak lulus kuliah hingga sekarang?

Pewawancara 3 (Bapak Prof, seorang akademisi):
1.       Berapa jumlah saudaramu?
2.       Coba jelaskan apa yang akan kamu lakukan di masa depan setelah lulus S2?
3.       Kalau kami tawarkan universitas lain, apakah mau mau?
4.       Kenapa di Luar Negeri? Di Indonesia banyak universitas yang bagus juga?


Nah, pertanyaan tersebut kemudian berkembang sesuai dengan apa yang saya jawab waktu itu, waktu yang saya tempuh saat wawancara sekitar 45 menit. Setelah saya selesai wawancara dan keluar gedung, ternyata teman saya Gregory juga baru menyelesaikan wawancaranya. Kami memutuskan untuk langsung kembali ke Depok dan Bogor.

Satu bulan kemudian, hasil wawancara diumumkan. Tepatnya tanggal 10 maret 2015. Saya menunggu SMS/Email dari LPDP, tapi belum ada juga. Karena kami punya group LPDP di BBM dan WA, kami pun saling bertanya kapan kah kiranya pengumuman akan di publikasikan, ada yang bilang hari ini adalah pengumuman regular, sedangkan yang afirmasi akan diumumkan 2 minggu setelahnya. Tapi ketika di check kembali oleh salah seorang teman, hasil pengumuman sudah bisa di cek di website LPDP.

Ketika saya buka dan download hasil pengumuman. Nama saya tidak ada dalam list. Hingga sampai 2 kali baca pun nama saya tidak ada disana, ternyata saya gagal dalam seleksi wawancara itu. wkwkwkw... menyedihkan...

ada 2 orang dari kelompok LGD saya yang lulus, 2 cewek manis paling depan namanya Deby, terus berambut pirang sebelah kiri yang bawa map merah namanya Rara.. Aseeekkkk! Congrats yaa my girlsss, ciee ileeeee... hahahhaa.. Kami menyusulmu di tanah Eropa dan USA! Amiinnnn!!!


Menurut saya, diluar keberuntungan dan nasib, kegagalan bukanlah kesuksesan yang tertunda, kata-kata itu hanyalah sebuah kamuflase untuk menutupi sebuah kegagalan. Saya sangat yakin sekali kegagalan dikarenakan kita masih memiliki kekurangan, masih harus ditingkatkan, dan masih harus dipersiapkan dengan matang. Gagal berarti gagal. Yang lulus berarti mereka telah mempersiapkan diri dengan matang. Saya tidak berkecil hati, malah hal ini akan membuat semangat saya tetap membara untuk mengejar impian.

Ayo kamu semua yang masih gagal, atau yang belum pernah mencoba untuk meraih cita-cita, jangan takut gagal, karena kegagalan mengajari kita untuk bisa lebih baik dari sebelumnya! Ganbatte! 

10 comments:

  1. Tulisan yang menginspirasi Kak.. Kakak dulu daftar afirmasi yg 3T, bidikmisi atau miskin berpreatasi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih bro.. sory baru dibalas. Waktu itu apply untuk beasiswa Afirmasi 3T

      Delete
  2. Salut, anda berjiwa besar, hebat...

    ReplyDelete
  3. amazing, bersyukur masih diberikan motivasi untuk tetap semangat memperbaiki kegagalan. semangat mencoba lagi bro,

    ReplyDelete
  4. Wah keren, mohon tips tes substantif nya kakak.. :D
    insyaAllah akhir november ini ikut tes substantif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, one step closer bro!! goodluck :) untuk tips lolos aku belu tau, hahaha.. tapi kalo belajar dari pengalaman yang gagal itu, ya kita harus jujur aja, apa adanya, tp tetap berisi :D

      Delete